Langsung ke konten utama

Sepeda Bambu ciptaan GunGun Gunawan


Selain karena trend, bagus juga untuk kesehatan. Sepeda gunung, sepeda world wide atau sepeda lipat, terserah pilihan anda. Pabrik untuk sepeda bambu, mau genjok atau enggak. Keren khan.
Yap, sepeda bambu. Selain inovatif, bahannya juga ramah lingkungan. Dengan ide dan kreatifitas, GunGun Gunawan serta beberapa rekannya berhasil membuat kerangka sepeda dari bambu. Dan hanya bisa ditemui pada lingkungan kita.

Gungun Gunawan, pembuat sepeda unik berbahan bambu dari Bandung, “Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.” Di workshop berukurang 3 x 4, Bidang Neglasari Selatan, Bandung, GunGun menuangkan kelasnya. Ternyata ada teknik-teknik khusus agar si Bambu ini awet dan juga tidak mudah rusak. Dengan cara dipanggang seperti ini nih. Jadi kadar air yang ada di dalam bambu akan menguap, sehingga bambu akan menjadi kering dan tidak mudah rusak ketika digunakan.

Setelah proses penguapan air di batang bambu tersebut selesai, dilanjutkan dengan pembuatan kerangka dari sepedanya sendiri. Presisi dan pengaturan ukurannya harus pas dan tepat. Jadi harus detail dan hati-hati pengerjaannya. Jadi ketika sepeda digunakan, bisa nyaman dan enak. Uniknya ! untuk menyatukan bambu dengan sudut-sudut sambungan untuk menjadi kerangka sepeda digunakan tali rami. Dengan urutan 2 sampai 3 kali. Tali rami pun sanggup untuk menguatkan dan menahan beban penumpang sepeda. Tinggal pasar roda dan siap digunakan nih, sepedanya. Ha ha

Cantik dan unik ya ?? Eh pemirsa harga 1 sepeda ini lumayan loh, jangan dikira murah. Harganya sekitar 6 hingga 7 juta rupiah. Itu pun tergantung dengan permintaan sang pemesan. Wah wah wah wah. . . .

Oke, kalau kita melihat video tadi pemirsa, uniknya ada sepeda dari bambu. Kalau di Indonesia, mungkin Asia, kita melihat bambu sudah biasa, karen banyak di sekeliling kita. Ada kursi dari bambu, tempat sampah dari bambu, lemari dari bambu, pigura dan lain-lain. Tapi dulu saya pernah ke Eropa. Saya bawa hadiah buat teman saya yang asli dari Eropa. Saya kasih frame, pigura kecil tapi terbuat dari bambu. Tapi buat mereka, hmmmm. . .Mereka sangat senang sekali. Apa pun yang terbuat dari kayu, khususnya dari bambu, mereka senang sekali. Apalagi sepeda yang tadi.

Nih ngomong-ngomong, kalau saya naik sepeda tadi yang terbuat dari bambu, Rusak enggak yah ?? Ngerinya saya naikin, patah. Tapi misalnya kalau sepeda tadi sudah enggak kepakai. Tenang, bongkar sepedanya. Jadi angklung deh bambunya. Dari angklung enggak kepake, taruh ikan patin, pake deh. Jadi ikan patin bakar bambu.


Video:







Foto:



“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”


“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”


“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”


“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”


“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”


“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”


“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”


“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”


“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”

“Awalnya dari salah seorang teman, Bang Iin, kemudian saya coba ajak seorang lagi namanya Budi Sosetio, dia di Jakarta yang memberikan support untuk bisa di Bandung kita berdua melakukan penelitian.”



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keuntungan, Kerugian, Dan Cara Kerja Sistem Rem Hidrolik

Daya pengeremannya lebih cekatan saat sepeda listrik melaju dengan speed tertinggi. Rem adalah pilihan pertama untuk keamanan. Jika basah, rem tetap keras dan tidak licin, berkat pula konstruksi pemasangan lebih terlatih. Teknisi Astro Bike memiliki daftar job . Tugas mereka menjamin sistem kerja quality control telah sesuai persyaratan dari pelanggan. Memeriksa secara kualitatif sebelum, selama, hingga proses finishing untuk siap terjun ke pasar. Proses pengujian dilakukan secara teknologi, maupun manual. Penggunaan rem jenis hidrolik dianjurkan untuk sepeda listrik, khususnya Astro Bike . Shimano BRM-395 telah diakui oleh pasar dunia sebagai rem cakram terbaik di kelasnya. Baik masyarakat Jerman dan Polandia pun kerap memfavoritkan produk ini. Proses pemasangan dan pengaturan konstruksi cukup sederhana, apalagi perawatannya sangat mudah. Disini ayunan pedal rem memiliki tugas untuk mendorong minyak atau brake fuild menjadi tekanan hidrolik. Secara kontinuitas, rem hidr

Ingin Membeli Sepeda Listrik Astro-Bike ?? Silahkan. . . .Murah loh

Penggunaan sepeda listrik Astro-Bike semakin meningkat dari hari ke hari pada berbagai wilayah di Indonesia. Terutama ingkungan perusahaan swasta dan nasional. Utamanya bagi management organisasi yang telah menerapkan kebijakan ramah lingkungan. Toko dan bengkelnya sangat bertanggung jawab, karena berada di lingkungan pendidikan Universitas Nasional Yogyakarta (UNY). Semua penjualan motor listrik dapat dibeli dengan harga jual yagn sangat murah. Hanya Rp. 5,688 juta - Rp. 7,098 juta yang tersedia dalam bentuk 4 pilihan paket.

Manfaat Merakit Sepeda Listrik Sendiri

Pengin memiliki sepeda listrik merakit ataupun membeli jadi memanglah sebuah pilihan. Kenapa tidak membeli jadi saja ?, padahal kan beli jadi tentu lebih murah daripada merakit. Total cost biaya merakit bisa jadi membengkak dan lebih mahal. Tapi kenyataannya banyak hobi perakit justru menikmati ini. Lalu alasan apa dong yang cocok jika memilih merakit sendiri. Pengin tau alasannya ?. mari kita bahas alasan-alasan yang cocok untuk merakit sendiri. 1. Mengerti apa yang dimiliki. Sepeda yang kita gunakan adalah sepeda milik kita. Kita tentu mengenali lebih dalam tentang sepeda yang akan dijadikan listrik. Sparepart yang ada pada sepedamu, tentu kamu lah yang lebih tau.