Langkah awalnya, bambu pilihan diawetkan secara tradisional. Ada sekitar 20 ramuan herbal yagn digunakan untuk merendam bambu selama 3 pekan. Sebelum akhirnya dibuat menjadi sebuah sepeda dalam kurun waktu sekitar sebulan. Jatnika pun menggandeng rekan-rekannya yang berlatar belakang tenaga ahli industri pesawat terbang untuk proses pembuatannya.
Jatnika, pembuat sepeda bambu, “Kalau kita mau membeli sepeda, prem nya saja dari Perancis, baru Itu saja sudah 30 juta. Jadi kita ini tidak tahu apa yang kita punya. Seakan-akan kita tidak punya apa-apa. Padahal kita punya bambu. Maka gabung antara teknologi tinggi yang disebut teknologi pesawat = kapal terbang dengan budaya tradisional untuk bagaimana cara memilih dan mengawet bambu.”
Keunggulan sepeda bambu buatan buatan Jatnika terletak pada keindahan dan kelenturan, serta kekuatannya dalam menahan beban dan benturan. Jatnika bahkan memberikan garansi hingga 3 tahun untuk sepeda bambu hasil karyanya.
Yani, pembeli sepeda bambu, “Alhamdulillah saya membawa pulang ini ke Kalimantan hari ini. Jadi ada beberapa unit yang kita bawa buat percontohan juga dan ini, bukan apa-apa, di komunitas kita ingin mengkomunikasikan, pengen menyampaikan, mempromosikan bahwa ternyata kita ini kaya gitu loh. Jadi bambu bisa kita gunakan, untuk sepeda juga bisa dengan alat-alat lainnya. Sementara bambu ditempat saya itu jadi tempat sampah, bahkan jadi sampah.”
Ada 2 sepeda bambu yang telah diproduksi Jatnika dan rekan-rekannya di Bogor, yakni sepeda bambu fixi dan sepeda gunung. Harganya mulai 10 juta hingga 17 juta rupiah per unit. Pangsa pasarnya juga merambah hingga ke luar negeri, khususnya Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Mereka memesan sepeda bambu asli bogor ini secara tak langsung melalui internet.
Video:
Foto:
Komentar
Posting Komentar