Di kediamannya di Sukahati, Cibinong, Bogor, Jatnika mewujudkan karyanya itu.
Naggamiharja, perajin sepeda bambu, “Nah kali ini saya ada satu tantangan dari SMK Indonesia, sebetulnya sepeda itu didahului dari luar. Membuat sepeda itu dari Perancis. Setelah Perancis dan Belgia, sebetulnya hampir di luar lah, padahal Perancis enggak punya bambu.
Kesempurnaan bambu, karena banyak macam ragamnya, Indonesia bisa dibilang nomor satu.” Setelah melakukan riset, ia pun berhasil mewujudkan sepeda bambu dengan harga yang jauh lebih murah, daripada sepeda bambu buatan negeri lain. Meski lebih murah, Jatnika tak main-main dalam kualitas. Ia bahkan melakukan riset terhdap 27 species bambu yang cocok digunakan menjadi bahan dasar sepeda bambu.
Hasilnya, bambu yang telah berusia 20 tahun yang paling cocok sebagai batang sepeda. Usia dan jenis bambu adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan saat membuat bahan dasar.
Naggamiharja, perajin sepeda bambu, “Perbedaannya sepeda bambu ini, terutama perbedaan dengan sepeda besi saja memang ada. Perbedaannya satu, kita menggunakan, ada bahan yang disebut Dural, biasa digunakan untuk pesawat. Dural itu ringan, di bawah alumunium, tapi kekuatannya dan kekerasannya di atas alumunium. Nah terus, didalam teknik nyambung nya juga yang biasa menyambungkan pesawat.”
Bambu merupakan tanaman sejenis rumput-rumputan. Ada 1.250 jenis bambu di dunia. 159 jenis diantaranya terdapat di Indonesia dan 88 jenis merupakan spesies bambu endemik nusantara.
Untuk membuat sepeda bambu, Jatnika terlebih dahulu mengawetkan bambu selama 2 hingga 4 minggu dengan cara direndam di dalam air. Selanjutnya bambu dibentuk sesuai dengan batang sepeda. Setelah itu baru dirangkai dengan bagian sepeda lain, lalu pengecetan warna. Dalam sebulan jumlah produksi sepeda bambu ini masih terbatas sesuai pesanan. Untuk waktu pembuatannya 1 buah sepeda dirakit selama 2 bulan. Harga sepeda bambu ini dijual mulai 7 hingga 15 juta rupiah. Bagi pesepeda, sepeda bambu ini dirasakan lain dari biasanya, karena suspensinya yang sangat terasa.
Yani, pembeli sepeda, “Memang luarbiasa, jadi suspensinya mantap. Kemudian ada kelenturan. Saya biasanya menggunakan besi yah, jenis titanium atau barang-barang logam lain. Itu kan kaku yah. Kalau ini ada semacam, sama lah kalau kita jalan, jalan yang beton dengan jalan aspal. Jadi ini ada faktor keenakannya disitu.
Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan menyatakan Indonesia berada di peringkat ke 3 sebagai pengekspor bambu terbesar. Permintaan bambu dari negara lain terus meningkat. Negara-negara di Eropa membutuhkan 8,4 juta ton per tahun, sementara di Amerika Serikat membutuhkan 20 juta ton per tahun.
Video:
Foto:
Komentar
Posting Komentar