Big banger, masih dalam kampung wisata bisnis di Tegal Waru, Bogor. . . .Kami akan bercerita tentang sebuah inovasi yang selain bermanfaat, juga katanya, ramah lingkungan. Nah Arto, jadi kita mau cerita tentang apa ??
Gini Bang Andi. Kemarin saya perhatikan, ada di Indonesia seorang inovator yang membuat sepeda dari kayu. Dan memang pembuatan kayu di dunia sepeda itu sudah biasa, tapi di Indonesia sudah jarang sekali. Coba kita lihat, keren banget kan. Ini buatan orang Indonesia asli. Dan harusnya dia ada di sini sekarang. Jadi nanti kita ketemu. Ok setuju. . . .Ada disini.
Adalah Didi Diarsa, finalis internasional yang kreatif entrepreneur 2009 dari British Council yang coba manfaatkan kau-kayu bekas menjadi barang berkelas. Baginya kayu bukan hanya sekedar benda mati yang tak punya arti.
Read More:
Layanan Gratis Astro Bike untuk Perjalanan Anda
Didi Diarsa, inovator sepeda kayu “Kayuh”, “Kayu itu adalah benda yang hidup. Nah ketika dia mati, harusnya dia memanfaatkan kembali dan berkontribusi untuk membantu manusia menyelesaikan masalah-masalah kehidupannya.
Seperti apa ??
Seperti membangun kesehatannya, jadi bukan hanya kayu sebagai benda pasif, tapi dia menjadi benda yang aktif. Challenge saya yang paling besar adalah sebenarnya memadukan kombinasi antara sumber daya alam sendiri yang kita sangat berlimpah dengan kemampuan manusia untuk kreatifitas yang mengolah produk tadi.
Ada teknik-teknik yang sebenarnya tidak kita ketahui, tapi sebetulnya sudah ada di Indonesia, walaupun itu tersendiri dalam bentuk hasil penelitian. Nah, bagaimana kita mencoba membawa hasil penelitian itu kepada ranah yang lebih komersil yang bisa bermanfaat bagi kepentingan publik. Ya itu yang kita coba bangun. Saya sangat yakin bahwa sepeda kayu akan menjadi salah satu trend ke depannya. Karena gaya hidup orang kota sekarang, mereka memerlukan jenis transportasi yang sebetulnya, mereka sebenarnya mau pakai.
Tapi karena kondisi iklim tropis di Indonesia, mereka tidak bisa memakai secara maksimal. Nah saya tambahkan halaman listrik disana sebagai upaya untuk menangkap kaum muda yang mereka mau mencoba untuk beralih ke transportasi publik yang katakanlah tidak menarik, terus kemudian menjadi sebuah alat transportasi yang sangat menarik yangmenjadi ciri khas di kota-kota besar di Indonesia tanpa meninggalkan jejak karbon atau polusi.
Do more, do good, big bang. . . . .
Namanya goes kan mancel yah. Tadi kita lihat dia kayak terbang gitu yah.
Iya, ini sepeda kayu ada listriknya mas. Coba di gas deh. . . . Nah itu dia Itu datang dari mana energinya mas ??
"Itu dari baterai disini, energinya disalurkan ke dalam motornya. Dan ini menunjukkan kecepatannya, disini."
Ini sepeda kayu, bagian mana yang kayu ??
"Kita kembangkan pada framenya, karena bagian utama dari sepeda adalah frame. Terus kemudian nanti akan kami kembangkan untuk stang-nya. Ada juga forg-nya. Kedepannya akan lebih banyak kombinasi, bisa dikatakan sekitar 80% lah."
Read more:
Astro Bike
Karya Anak Bangsa ! Sepeda Listrik ini dapat dikendalikan lewat Smartphone
"Selalu dalam sepeda pada umumnya, Didi menambahkan trelitium pada sepeda kayu buatannya demi kenyamanan pengendara. Cukup diisi ulang selama 2 jam saja, sepeda ini dapat kita kendarai tanpa kayuhan untuk jarak tempuh 30 km."
Bentuknya nih aneh. Kenapa ?? Aerodinamis atau apa ini.
"Betul ini adalah pulau bali. Kita terinspirasi dari banyak pulau di Indonesia. Bayangkan kalau kita punya 17.500 pulau. Ini adalah teknikal baru."
Ini adalah satu bonggol kayu atau dipotong, atau apa ??
"Ini adalah suatu teknikal baru. Ini adalah dilapis, jadi bentuk lapisan, bagaimana kita memanfaatkan teknologi sedangkan Indonesia mempunyai sumber daya alam yang sangat luas sekali, orang-orang yang kreatif, orang-orang yang inovatif, plus kita punya teknologi yang bagus. Kenapa kita tidak membuat kombinasi yang bagus dari ketiga itu."
Untuk membentuk bagian utama dari sepeda, Didi Diarsa menggunakan teknik penekukan kayu yang berasal dari skandinavia. Yang biasa disebut teknik bending ini hanya bisa dilakukan pada jenis papan lapis.
Jadi yang digunakan adalah kayu-kayu pohon karet yang sudah tidak produktif. Ok, jadi ini tentang green yah ??
“Harusnya green. Karena itu revalting tree, dia akan tanam yang baru. 5 tahun sudah bisa panen lagi. Terus itu tadi, siklus akan terus berulang.”
Tadinya saya sudah khawatir, jangan-jangan sepeda ini berasal dari tebang-tebang pohon. Ini enggak green ini.
“Kita akan green.”
Ide awalnya dari mana nih ??
“Ide dari ketika bagaimana sebuah kota semakin maju kalau di luar negeri, semakin banyak menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi. Berangkat ke kantor, ke stasiun kereta. Mereka menggunakannya untuk jarak 5 sampai 10 km sebaiknya menggunakan sepeda sehingga kondisi jalan tidak mudah rusak dan enggak gampang macet. Berarti itu kan, kota-kota semakin sehat. Tidak ada polusi disana, kota-kota semakin green.”
Kapan persis nya terpikirkan membuat sepeda kayu ini ??
“Idenya sekitar 6 bulan yang lalu, ketika itu tadi. Di Jakarta sudah sangat macet, kemudian tidak mengenal adanya sepeda, sangat jarang sekali di Jakarta ada penyewaan sepeda. Kurang lebih seperti itu.”
Di Bandung sudah dimulai yah ??
“Betul. Kebetulan basic saya ada di perkayuan, kenapa kita tidak mencoba membuat sebuah sepeda yang bisa membantu manusia untuk menyelesaikan masalah kehidupannya. Transportasi, kesehatan, biar enggak stres.”
Selain dari segi estetika dan memudahkan pengendara dengan beberapa fasilitas yang ada, Didi Diarsa tidak melupakan kualitas dari kayu. Sepeda ini mampu menahan beban hingga 120 kg. Uniknya lagi, si pengendara dapat dengan leluasa berjoget atau berdansa selayaknya rapper di atas sepeda, tanpa risau bila sepeda itu patah atau retak. Sungguh rekayasa perhitungan frame yang benar-benar kuat.
Harganya nih. Kalau bicara harga berapa ??
“Untuk menjual frame nya sih lebih murah mungkin lebih murah. Framenya 5 juta untuk 1 full back sepeda. Tapi kalau dia sama listrik, ini problemnya. Kendalanya kita enggak punya pabrik baterai di Indonesia. Jadi kita masih impor dari luar negeri dan yang bikin mahal adalah baterainya. Harganya jadi 5 juta, plus 6 juta untuk yang namanya listriknya. Jadi 11 juta. Mudah-mudahan ada pabrik baterai disini.”
“Kalau diluar sepeda jenis ini dikenakan harga diatas 4.000 euro atau 4.000 dollar, mas. Tanpa listrik. 4.000 euro sekitar 50 juta, tanpa listrik yah.”
Ini kemudian menjadi 1 inovasi atau kemudian menjadi sebuah pemesanan ??
“Kita masih preorder, masih proto typing, kalau ada teman-teman yang tertarik dan sudah ada yang tertarik, dan sudah banyak. Ada yang dari Bali, ada yang dari UK juga sudah pesan, mereka akan tertarik karena kita mempunyai natural tadi, natural produk ya kan. Dan bagaimana produk-produk alami ini bisa berkontribusi untuk tadi tadi.”
Terus kelebihan lain dari sepeda tadi itu apa ??
“Ketika dia semakin digosok, Dia makin mengkilat kan. Sayang, sayang terus khan.”
Daya tahan kayunya berapa lama nih ??
“Normalnya kalau kayu, ini bisa mungkin untuk 10 tahun. Kalau perawatannya normal aja. Kalau makenya juga enggak ekstrem kayak tadi.”
Selanjutnya:
Astro Bike Facebook
Ingin Membeli Sepeda Listrik Astro-Bike ?? Silahkan. . . . Murah loh
Selain itu, saya lihat ada sepeda kecil. Ini apa ??
“Ini adalah baloons bike kalau di luar negeri. Untuk membantu anak-anak berumur 2 sampai 4 tahun, jadi mereka belajar goes tanpa pedal. Jadi mereka melatih kakinya, melatih keseimbangannya menggunakan balance mereka. Jadi mereka jalan dan kemudian membawakan sepedanya.”
“Kebetulan saya mempunyai 2 anak yang berumur 2 dan 4 tahun, dan saya sudah membuatkan sepeda ini. Ini juga memanfaatkan potongan-potongan dari recycle kayu. Jadi sisa-sisanya pun masih bisa digunakan untuk menjadi frame yang kokoh. Pastinya belum ada di Indonesia.”
Ini sudah masuk kategori paten atau enggak ??
“Ini sudah kami daftarkan, tapi kami belum di patenkan. Ada kaki, paten dan sudah didaftarkan.
Big banger itu tadi cerita mengenai mas Didi dengan temuannya sepeda berbahan baku kayu karet dan yang menarik tadi adalah bagaimana menarik agar gaya hidup orang-orang Indonesia itu bisa lebih sehat.
Sekali lagi ini cerita, semoga menginspirasi kita semua.
Do more, do good, Big Bang.
Video:
Foto:
Komentar
Posting Komentar